Bunkasai dalam Indonesia berarti festival budaya
(dalam konteks ini budaya Jepang), di Jepang sendiri bunkasai adalah hari di
mana sekolah mengadakan festival yang terbuka untuk umum. Bunkasai diadakan
dari tingkat taman kanak – kanak hingga tingkat universitas. Tujuannya adalah
untuk memperkenalkan sekolah kepada umum dan mengembangkan kreativitas murid.
Indonesia mungkin lebih kita kenal dengan istilah “Open House”.
Menurut pedoman Kurikulum oleh Departemen
Pendidikan (文部科学省
Monbu-kagaku-shō), festival budaya merupakan bagian dari kegiatan khusus dan
didefinisikan sebagai 'acara yang bertujuan untuk menggunakan hasil belajar
setiap hari untuk meningkatkan motivasi'. Jadi, setiap murid dari sekolah
tersebut turut berpartisipasi dalam bunkasai.
Ada berbagai macam hal yang bisa murid-murid
lakukan dalam bunkasai, seperti membuka cafe, stand makanan, game corner,
menampilkan bakat musik, bahkan menyulap kelas mereka menjadi Obakeyashiki
yaitu rumah hantu! Biasanya, setiap kelas akan mengadakan rapat untuk membahas
apa yang akan mereka lakukan dalam bunkasai. Setelah disepakati, mereka akan
melaporkan kepada panitia OSIS. Selain itu, mereka juga menghias seluruh
sekolah dengan pernak-pernik dan menambah meriah suasana
Biasanya persiapan Bunkasai sudah dipersiapkan
seminggu sebelum acara. Para pelajar jepang menyiapkan berbagi hiasan dan
konsep berdasarkan tema yang telah disepakati kelas. Dalam Bunkasai ini, semua
kelas harus wajib membuat suatu tema untuk menarik para pendatang yang biasanya
terdiri dari orang tua, tamu undangan, maupun sekolah lain.
Nah, bagaimana dengan bunkasai di Indonesia? Kalau di Jepang bunkasai hanya dibuat oleh murid sekolah, berarti bunkasai di mall-mall Indonesia itu harusnya bukan bunkasai, dong? Kalau di Indonesia, bunkasai memiliki makna festival budaya. Jadi tidak harus sekolah yang mengadakan, komunitas – komunitas juga dapat mengadakan bunkasai bahkan ada lho bunkasai yang diadakan dengan kerjasama antara Kedutaan Jepang di Indonesia dengan pemerintah Indonesia. Yang pasti, kita bisa merasakan budaya Jepang di festival tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar